Sunday, November 22, 2009

example pidato or speech english

Global warming
Assalamu Alaikum Wr. Wb
First of all I would like to say thank you to the teacher and all my friend who has given mee nice opportunity speech on this day, about global warming.
We know global warming is serious problem which is world well in country developing and country developed. Global waming in reason by activity human which working way a ware or not a ware.
Global warming is a process to increase body temperature average atmosfer: sea and land. Stage body temperature global settlement will to cause alteration which other except to clib surface sea water, stage weather, and alteration total. Result global warming which other influenced crop agriculture, and destroyed kind animal. All energy source which can be grond originally with sun.
A part that energy inside form short wave radiation, including apperent shine when this energy to hit ground surface it changeable with shine to make hot with to warm up eart.
With temperature average large 15 C (59F), eart in fact already hot more 33 C (59F) with greenhouse effect. So that ice will to shut all grond surface but on the contrary. Result total tha t gas already more in atmosfer global warming result to become.
To protect the health and economic well-being of current and future generations, we must reduce our emissions of heat-trapping gases by using the technology, know-how, and practical solutions already at our disposal.
The Earth’s climate changes in response to external forcing, including variations in its orbit around the Sun (orbital forcing), volcanic eruptions, and atmospheric greenhouse gas concentrations. The detailed causes of the recent warming remain an active field of research, but the scientific consensus is that the increase in atmospheric greenhouse gases due to human activity caused most of the warming observed since the start of the industrial era. This attribution is clearest for the most recent 50 years, for which the most detailed data are available. Some other hypotheses departing from the consensus view have been suggested to explain most of the temperature increase. One such hypothesis proposes that warming may be the result of variations in solar activity.
None of the effects of forcing are instantaneous. The thermal inertia of the Earth’s oceans and slow responses of other indirect effects mean that the Earth’s current climate is not in equilibrium with the forcing imposed. Climate commitment studies indicate that even if greenhouse gases were stabilized at 2000 levels, a further warming of about 0.5 °C (0.9 °F) would still occur.
The prediction of climate change due to human activities began with a prediction made by the Swedish chemist, Svante Arrhenius, in 1896. Arrhenius took note of the industrial revolution then getting underway and realized that the amount of carbon dioxide being released into the atmosphere was increasing. Moreover, he believed carbon dioxide concentrations would continue to increase as the world’s consumption of fossil fuels, particularly coal, increased ever more rapidly. His understanding of the role of carbon dioxide in heating Earth, even at that early date, led him to predict that if atmospheric carbon dioxide doubled, Earth would become several degrees warmer. However, little attention was paid to what must have been seen to be a rather far-out prediction that had no apparent consequence for people living at that time.
Arrhenius was referring to a potential modification of what we now call the greenhouse effect. Shortwave solar radiation can pass through the clear atmosphere relatively unimpeded, but longwave infrared radiation emitted by the warm surface of the Earth is absorbed partially and then re-emitted by a number of trace gases–particularly water vapor and carbon dioxide–in the cooler atmosphere above. Because, on average, the outgoing infrared radiation balances the incoming solar radiation, both the atmosphere and the surface will be warmer than they would be without the greenhouse gases. One should distinguish between the “natural” and a possible “enhanced” greenhouse effect. The natural greenhouse effect causes the mean temperature of the Earth’s surface to be about 33 degrees C warmer than it would be if natural greenhouse gases were not present. This is fortunate for the natural greenhouse effect creates a climate in which life can thrive and man can live under relatively benign conditions. Otherwise, the Earth would be a very frigid and inhospitable place. On the other hand, an enhanced greenhouse effect refers to the possible raising of the mean temperature of the Earth’s surface above that occurring due to the natural greenhouse effect because of an increase in the concentrations of greenhouse gases due to human activities. Such a global warming would probably bring other, sometimes deleterious, changes in climate; for example, changes in precipitation, storm patterns, and the level of the oceans. The word “enhanced” is usually omitted, but it should not be forgotten in discussions of the greenhouse effect.
The predicted effects of global warming on the environment and for human life are numerous and varied. It is generally difficult to attribute specific natural phenomena to long-term causes, but some effects of recent climate change may already be occurring. Raising sea levels, glacier retreat, Arctic shrinkage, and altered patterns of agriculture are cited as direct consequences, but predictions for secondary and regional effects include extreme weather events, an expansion of tropical diseases, changes in the timing of seasonal patterns in ecosystems, and drastic economic impact. Concerns have led to political activism advocating proposals to mitigate, eliminate, or adapt to it.
Except to crash which resolute there are to crash which already straight we not a ware. We can see in television that in big city very much empty region but the region used to project.
So region to plantis greentree very less tree which we to see to run very less even live style them more like to use carriage than to run away. This to make weather in environment them dirtied. So that event’s this to grow reason global warming.
I think that all . Thank You.
Wabillahi taufik wal hidayah
Assalamu Alaikum Wr. Wb

Wednesday, November 18, 2009

PEMBAHASAN G30 S/PKI

G-30-S/PKI dan Isu Dewan Jenderal

TOKOH UTAMA 02: Tatkala Bung Karno berkunjung ke Semarang, Mayjen Soeharto men-jabat Panglima Kodam Diponegoro. Pak Harto mencurahkan isi hatinya tentang PKI. Sembari berjalan ia katakan kepada Bung Karno bahwa ia melihat semakin hari PKI semakin menonjol. Tanyanya: “Apakah itu tidak berbahaya?” Seperti dalam nada marah, Bung Karno menjawab: “PKI mesti dimasukkan ke dalam Pancasila. Dan itu urusan saya.”
Meski pendapatnya tidak diterima, Soeharto lega karena telah
menumpahkan sesuatu yang sejak lama sangat mengganjal
perasaannya. Mayjen Soeharto tidak lama memegang komando Kodam Diponegoro. Orang-orang PKI menyebarkan isu bahwa ia melakukan korupsi. Isu ini sampai ke telinga Bung Karno. Mayjen Soeharto ditarik dan disekolahkan di Seskoad, Bandung. Selepas Seskoad, tanggal 1 Mei 1963, Mayjen Soeharto diangkat menjadi Panglima Komando Mandala, Wakil Panglima I Kolaga (1964), kemudian Pangkostrad dengan pangkat Letnan Jenderal (1965).

Situasi politik di dalam negeri tambah tidak menentu. PKI menggusur partai-partai politik lain dan ormas-ormas dengan menyatakan dirinya yang paling revolusioner, sedangkan lawan-lawannya dicap sebagai “kontra revolusi”. PKI terus mengipas Bung Karno. Dan orang-orang yang ada di sekitar Presiden tidak ada yang berani menyampaikan pendapat yang berlainan. Gambaran peta politik waktu itu sudah jelas: adanya perselisihan yang tajam antara AD, golongan Islam dan nasional yang anti komunis dengan PKI dan rekan-rekannya, di pihak lain.

Tanggal 16 September 1963, terbentuk negara Federasi Malaysia. Ini menimbulkan kemarahan besar pada Bung Karno. Pemerintah Indonesia memutuskan hubungan diplomatik dengan Malaya, 17 September 1963. Bung Karno menilai pembentukan Malaysia melanggar kesepakatan antara dirinya dan PM Tengku Abdul Rachman di Tokyo, Juni 1963. Malaysia dianggap sebagai proyek neokolonialisme Inggris. Bung Karno menunjukkan kekesalannya, dengan menyebutkan di depan umum, bahwa “Pemerintah Indonesia telah dikentuti.”

Di New York, para diplomat Indonesia bekerja ekstra keras untuk menggagalkan masuknya Malaysia ke dalam Dewan Keamanan PBB. Ada ultimatum dari Jakarta, “Jika DK-PBB menerima Malaysia, Indonesia akan meninggalkan PBB.” Ternyata Malaysia diterima. Tanggal 1 Januari 1965, Menlu Subandrio dengan resmi menyatakan sikap Indonesia keluar dari PBB.

Bung Karno menyerukan Komando Pengganyangan Malaysia, dikenal dengan Dwi-Komando-Rakyat, atau Dwikora, dalam apel besar Sukarelawan di Jakarta, 3 Mei 1964. Dwikora menetapkan: perhebat ketahanan Revolusi Indonesia dan bantu perjuangan revolusioner rakyat Serawak untuk menggagalkan negara boneka Malaysia. Situasi terasa amat berbahaya. Suasana konfrontasi dengan Malaysia makin panas.

Tanggal 2 September 1964, dibentuk Komando Siaga (KOGA), panglimanya Laaksamana (U) Omar Dhani. Wakil panglima, Laksamana (L) Mulyadi dan Brigjen. A. Wiranatakusumah. Kepala stafnya Komodor (U) Leo Watimena. Tanggal 28 Februari 1965, Presiden Soekarno mengubah KOGA dengan Komando Mandala Siaga (KOLAGA). Panglimanya tetap Omar Dhani, Letjen Soeharto, Wakil Panglima I, Mulyadi Wakil Panglima II. Kepala stafnya tetap Laksda Leo Watimena dan wakil Kepala Staf Brigjen. A. Satari.

Sementara itu PKI terus meningkatkan agitasinya. Di pelbagai tempat terjadi keributan. Di Kediri, seorang Kiai dan Imam dipukuli oleh orang-orang PKI. Di Bandar Betsy, Sumatera Utara, Peltu. Sudjono dikeroyok secara beramai-ramai oleh orang-orang PKI sampai meninggal. Bung Karno mendapat masukan agar Indonesia lebih siaga. Pelbagai informasi di antaranya datang dari PKI yang sedang giat-giatnya menjalankan taktik, rencana pembentukan Angkatan V yang ditolak Angkatan Darat.

PKI menuntut Nasakomisasi di segala bidang. Menuntut buruh dan tani dipersenjatai. Asal muasalnya, PM China Chou En Lai menyarankan PKI untuk membentuk Angkatan V di luar Angkatan Darat, Laut, Udara, dan Kepolisian. Untuk pembentukan Angkatan Kelima, Chou En Lai menjanjikan 100.000 pucuk senjata ringan secara cuma-cuma. Pimpinan AD dengan tegas menolak tuntutan PKI. Juga pimpinan AU dan AK, kecuali AU, Omar Dhani.

Lalu PKI mengembuskan isu tentang “Dewan Jenderal” dengan disiarkannya apa yang disebut “Dokumen Ginchrist”. Ginchrist adalah Duta Besar Inggris yang waktu itu bertugas di Indonesia. Dan dokumen yang memakai namanya itu dikatakan ditemukan di rumah Bill Palmer, di Puncak, sewaktu rumah importir film-film Amerika itu, diobrak-abrik Pemuda Rakyat.

Pimpinan PKI DN Aidit yang mengembuskan isu “Dewan Jenderal”, dibicarakan dengan Subandrio yang merangkap ketua BPI (Badan Pusat Intelijen). Isu itu sampai ke telinga Presiden Soekarno. Bung Karno kemudian menanyakan kepada Pangad Letjen. A. Yani: “Apa benar ada Dewan Jenderal dalam Angkatan Darat, antara lain, untuk menilai kebijaksanaan yang telah saya gariskan?” Jenderal Yani menjawab, “Tidak benar, Pak. Yang ada ialah “Wanjakti” (Dewan Jabatan dan Kepangkatan Perwira Tinggi). Dewan ini mengurus jabatan dan kepangkatan perwira-perwira Tinggi Angkatan Darat.”

Lalu isu itu dikembangkan lagi oleh Aidit, dengan menyebutkan,”ada jenderal-jenderal yang tidak loyal pada Pemimpin Besar Revolusi. Dewan Jenderal akan mengadakan coup.” Isu itu berkembang sekitar Mei, Juni dan Juli, mencapai puncaknya pada bulan Agustus dan September 1965.

Tanggal 4 Agustus 1965, Presiden Soekarno jatuh pingsan dan muntah-muntah. Rupanya kejadian ini menimbulkan pikiran yang mendesak pada Aidit yang baru kembali dari Moskow dan Peking untuk mengadakan tindakan, yakni merebut kekuasaan. Tampaknya ia berpikir, lebih baik mendahului daripada didahului oleh AD. Maka, pada dinihari 1 Oktober 1965, terjadilah malapetaka di negeri ini, manifestasi dari pikiran-pikiran mereka yang jahat.

Dinihari itu terjadi penculikan dan pembunuhan tujuh jenderal AD. Pak Harto mendengar siaran G-30-S/PKI melalui RRI. Selang seperempat jam usai siaran, Pak Harto menerima Letkol Ali Murtopo dan Brigjen Sabirin Mochtar. Mereka diperintahkan menghubungi Komandan Batalyon yang berada di sekitar Monas, agar menghadap kepada Panglima Kostrad.

Letkol Ali Murtopo dan Brigjen Sabirin Mochtar kembali menghadap dan bercerita, bahwa Danyon 454 dan 530 tidak ada di tempat, mereka sedang ke Istana. Pak Harto tidak puas. Ia minta lagi keduanya agar menyuruh Wadanyon 454 dan 530 menghadap. Selang setengah jam Wadanyon 454 Kapten Kuntjoro dan Wadanyon 530 Kapten Suradi datang di kamar kerjanya. Pak Harto bertanya: “Tugasmu di sini apa?” Hampir berbarengan mereka menjawab, “mengamankan Presiden, karena akan ada kup dari Dewan Jenderal.”

“Itu semua tidak betul,” jawab Pak Harto sambil menatap kedua kapten itu. “Kamu tahu, Presiden Soekarno saat ini tidak ada di Istana. Coba kamu cek sendiri ke Istana kalau tidak percaya. Lagi pula Dewan Jenderal itu tidak ada, yang ada Wanjakti, saya sendiri anggotanya. Saya mengetahui betul, gerakan Untung (Letkol) pasti didalangi oleh PKI.” Setelah diam, Pak Harto melanjutkan ucapannya: “Ini merupakan pemberontakan, jadi, saya memutuskan untuk menghadapinya.” Langkah pertamanya, menyelamatkan dua batalyon yang dilibatkan dalam petualangan Letkol Untung, pemimpin Dewan Revolusi Indonesia.

Tanggal 6 Oktober 1965, Presiden Soekarno memanggil kabinet untuk bersidang di Istana Bogor. Pak Harto juga dipanggil untuk memberikan laporan mengenai situasi. Hadir juga Lukman dan Nyoto dari PKI, Menlu Subandrio dan dr. Leimena. Semestinya suasana murung karena baru kemarin para Pahlawan Revolusi dimakamkan. Yang terjadi malah suasana gelak dan tawa. Pak Harto mendapat kesempatan memberi laporan bahwa orang-orang PKI pasti punya hubungan dengan penculikan dan pembunuhan tersebut.

Nyoto menyangkal tanggungjawab PKI terhadap kudeta yang gagal itu. Malahan dia menuduh dilakukan oleh “Dewan Jenderal”. Presiden Soekarno dalam kesempatan itu mengarahkan telunjuknya kepada Nyoto, dan berkata, “Nyoto, kau tolol, mengobarkan peristiwa yang terkutuk itu. Peristiwa ini menghancurkan nama komunis. Itu satu tindakan kekanak-kanakan dari berbagai sumber, di antaranya Otobiografi Soeharto.
***Majalah Tokoh Indonesia

Pencabutan TAP MPRS tentang PKI
Posted Min, 13/07/2003 - 20:49 by syarikat
Jakarta, Antara
Ketua DPR RI Akbar Tandjung mengatakan, semua pihak tidak perlu khawatir dengan
dicabutnya TAP MPRS No.XXV/MPRS/1966 tentang pembubaran PKI yang sekaligus dinyatakan
sebagai organisasi terlarang di seluruh wilayah Indonesia serta larangan terhadap
kegiatan menyebarkan ajaran komunisme, marxisme dan leninisme.
"Tidak perlu ada kekahawatiran jika TAP itu dicabut. Yang penting kita
yakin bahwa ideologi nasional kita adalah Pancasila dan kita ingin membangun
kehidupan demokratis," ujarnya di Jakarta, Rabu, menanggapi kekhawatiran
sejumlah kalangan jika TAP MPRS tersebut dicabut.
Menurut dia, sekarang ini perkembangan dunia sudah berubah, negara komunis
sudah ada yang menjadi negara demokrasi, dan ideologi komunis pun sudah tidak
lagi mendapat tempat.
Di samping itu rakyat sudah semakin kritis sehingga tidak mudah menerima ide-ide
dari luar.
"Buku-buku marxisme saja sudah banyak beredar di masyarakat, dan tiak
ada larangan mempelajari marxisme," ujarnya.
Dikatakannya, fenomena tersebut merupakan satu dinamika kehidupan pemikiran
dalam sistem ketatanegaraan yang harus siap dihadapi.
Sementara itu, menanggapi kunjungan Presiden Gus Dur ke Aceh, Akbar mengharapkan,
dengan kunjungan kepala negara itu persoalan Aceh bisa diselesaiakan dengan
cepat.
Dia mengatakan, DPR menyambut baik langkah pemerintah untuk menjadikan Sabang
pelabuhan bebas, sebagai salah satu diktum yang disampaikan Pansus Aceh DPR.
Namun, pada sisi lain Akbar melihat kekerasan semakin meningkat dengan adanya
korban dari para marinir yang ditembak saat melakukan sholat.
"Ini harus bisa menjadi suatu catatan khusus pemerintah dan aparat untuk
meningkatkan kesiagaan. Terhadap mereka yang menjadi pelaku, aparat keamanan
hendaknya mengambil langkah-langkah tegas," ujarnya.
Berdampak positif
Sementara itu, menanggapi rencana kunjungan Presiden ke sejumlah negara Eropa
pada 28 Januari mendatang, Akbar mengharapkan, kunjungan dalam waktu yang cukup
panjang dengan jumlah negara yang begitu banyak itu dapat memberikan dampak
positif kepada kehidupan dalam negeri.
"Kalau sebelumnya presiden berkonsultasi dengan Dewan barangkali Dewan
akan mengusulkan kepada presiden agar tidak perlu dalam satu kali jalan mengunjungi
banyak negara, barangkali bisa dibagi dalam beberapa kunjungan," ujarnya.
Tetapi karena sudah direncanakan, DPR hanya mengharapkan kunjungan bisa berhasil
baik, terutama dalam rangka meningkatkan kerja sama maupun apa yang menjadi
perhatian dalam negeri, baik dari sisi keutuhan negera kesatuan maupun segi
pembangunan ekonomi.
Dalam kunjungan Presiden sebelumnya, lanjutnya, paling tidak telah memberikan
dukungan terhadap sikap tegas Indonesia terhadap keutuhan wilayah negara Kesatuan
RI.
"Dari segi ekonomi ada tanda-tanda iklim investasi yang semakin baik,
setidak-tidaknya apa yang disampaikan PM Singapura ketika datang ke Indonesia
merupakan upaya yang sangat baik untuk perbaikan ekonomi," katanya.
Namun Akbar mengingatkan, bila masih ada masalah dalam negeri yang belum diselesaikan
atau tidak ada iklim ketenangan maka investor pun akan berpikir kembali untuk
menanamkan modalnya

SOAL BAHAYA DARI « CALEG BEKAS PKI »
Hiruk-pikuk soal « bahaya » ( !!!) yang bisa ditimbulkan oleh para caleg eks anggota PKI adalah bukti bahwa sisa-sisa indoktrinasi yang disebarkan Orde Baru selama 32 tahun masih berakar di dalam fikiran orang dari berbagai kalangan. Padahal, seperti kita saksikan bersama selama ini - dan terutama dewasa ini - , yang nyata-nyata sudah merupakan bahaya bagi negara dan bagi kepentingan rakyat adalah justru datang dari kalangan yang memusuhi PKI (dan Bung Karno), dan terutama sekali dari kalangan pendukung Suharto dkk
Sekarang makin jelas bagi banyak orang bahwa Orde Baru telah menghancurkan PKI, karena PKI mendukung politik Bung Karno. Seperti kita ketahui, garis politik Bung Karno, yang dianutnya sejak muda, adalah anti-imperialisme dan anti-kolonialisme, atau « kiri ». Politik Bung Karno yang anti-penjajahan Belanda sudah diperjuangkannya sejak tahun 20-an, menjelang pembrontakan PKI melawan Belanda tahun 1926. Bung Karno sudah menganjurkan adanya persatuan antara golongan nasionalis, golongan agama (Islam) dan komunis (marxist) sejak tahun 1926. Jadi gagasan Bung Karno tentang Nasakom sudah diperjoangkannya sejak ia masih sebagai pemuda.
Oleh karena itu dapatlah dikatakan bahwa dalam menghadapi kolonialisme Belanda dan imperialisme, sikap PKI dan Bung Karno adalah sejiwa dan searah, baik sebelum dan sesudah Republik Indonesia berdiri. Ini jauh berbeda, atau bertentangan sama sekali dengan Suharto, yang pada waktu mudanya telah menjadi serdadu kolonial Belanda, yaitu KNIL. Artinya, Bung Karno sejak mudanya sudah berjuang dengan gigih melawan penjajah Belanda, sampai ia dibuang ke Flores dan Bengkulu, sedangkan Suharto mengabdi kepada musuh yang sudah menjajah bangsa Indonesia selama 350 tahun.

BUNG KARNO DAN PKI HARUS « DIHABISI »
Suharto dkk dalam TNI-AD menggunakan peristiwa G30S, di mana 6 jenderal dan seorang perwira tewas, sebagai dalih untuk menghancurkan PKI lebih dulu, dan kemudian juga « menghabisi » Bung Karno. Ini sejalan dengan politik kekuatan imperialis (yang dikepalai AS) dalam menghadapi perang dingin pada waktu itu. Kekuatan imperialis (terutama AS) melihat bahwa Asia harus diselamatkan dari « bahaya merah » yang sudah mulai berkuasa di Korea Utara, Tiongkok dan Vietnam, dan mulai mengancam pula Indo-Cina, Malaya dan Indonesia.
Kaum penguasa negara-negara Barat waktu itu kuatir bahwa sebagai daerah yang amat luas, kaya dan strategis, Indonesia juga akan jatuh di tangan komunis. Untuk « menyelamatkan » Indonesia yang amat diperlukan bagi kepentingan strategi politik dan ekonomi mereka Bung Karno dan pendukung politiknya yang terutama, yaitu PKI, haruslah dihancurkan atau dilumpuhkan. Bagi negara-negara imperialis dan kolonialis Bung Karno sudah sejak lama menjadi « persona non grata » (orang yang tidak disukai), terutama sekali sejak Konferensi Bandung dalam tahun 1955.
Kekuatan imperialis (terutama AS dan Inggris) sejak 1955 melihat betapa makin berbahayanya Indonesia di bawah pimpinan Sukarno. Apalagi, dengan kemajuan yang pesat sekali yang dicapai PKI dengan suara yang diperolehnya dalam pemilu dalam tahun 1955 juga, maka kekuatiran kubu imperialis terhadap peran Sukarno makin membesar. Itulah sebabnya, AS (dan Inggris) meningkatkan berbagai rongrongan terhadap kepemimpinan Sukarno, antara lain dengan menggalang kerjasama dengan kalangan tertentu dalam Masyumi dan PSI dan sebagian perwira-perwira TNI-AD.. Kerjasama kekuatan reaksioner dalamnegeri dengan kubu imperialis ini kemudian mencapai puncaknya dengan meletusnya pembrontakan PRRI-Permesta dalam tahun 1958.
Perlu dicatat bahwa selama pergolakan-pergolakan daerah waktu itu, PKI sudah menjadi sasaran persekusi oleh fihak TNI-AD yang bekerjasama dengan kalangan Masyumi dan PSI.. Banyak anggota-anggota PKI, Pemuda Rakyat, Gerwani, anggota-anggota SOBSI, yang ditangkapi atau dibunuhi oleh TNI-AD yang memberontak terhadap Pemerintah Pusat.. Di antara peristiwa-peristiwa yang patut dicatat yalah pembantaian besar-besaran oleh satuan-satuan PRRI terhadap orang-orang PKI yang ditawan dalam kamp maut Situjuh, yang terletak di Sumatra Barat.
Dalam menghadapi pembrontakan militer PRRI-Permesta yang disokong AS ini, orang-orang PKI di berbagai daerah di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dll dengan tegas menyokong politik Pemerintah Pusat dan politik Bung Karno. Dukungan PKI terhadap berbagai politik Bung Karno ini makin menjadi lebih nyata lagi sejak diumumkannya Demokrasi Terpimpin, Nasakom, Manipol, Usdek, Trikora, Dwikora,

PANDANGAN BUNG KARNO TERHADAP PKI
Perkembangan situasi sejak 1959 sampai dengan 1965 menunjukkan tanda-tanda yang jelas bahwa Bung Karno makin melihat betapa besar dukungan PKI terhadap berbagai politiknya. Dalam berbagai kesempatan ia memperlihatkan simpatinya kepada PKI. Yang paling menyolok yalah ketika ia berpidato di depan rapat umum PKI di mana ia terang-terangan mengucapkan kalimat bahwa baginya PKI adalah seperti « saudara sendiri, dan karenanya kalau meninggal ia juga merasa ikut kehilangan » (yo sanak yo kadang, yen mati aku melu kelangan ).
Sesudah terjadinya G30S pun, ketika pembesar-pembesar TNI-AD melakukan serangan gencar terhadap PKI yang disertai dengan pembunuhan besar-besaran terhadap jutaan orang tak bersalah dan pemenjaraan ratusan ribu orang lainnya, Bung Karno masih berkali-kali membela orang-orang komunis dan Marxisme. Ketika pembesar-pembesar militer yang sehaluan dengan Suharto waktu itu berbicara tentang pengkhianatan PKI, maka Bung Karno dengan gigih tetap mengatakan bahwa Indonesia memerlukan Nasakom.
Dari berbagai ungkapan Bung Karno tentang PKI, Marxisme dan Nasakom yang diucapkannya berkali-kali sesudah terjadinya G30S, maka jelaslah bahwa pandangannya itu jauh berbeda – atau bertentangan sama sekali – dengan pandangan para pembesar militer (terutama dari kalangan TNI-AD beserta sekutu-sekutu mereka). Dalam kedua buku « Revolusi belum selesai » (dua jilid), yang berisi kumpulan pidato-pidato Bung Karno sesudah peristiwa G30S, dapat dibaca pandangan-pendangan Bung Karno tentang PKI, Marxisme, Nasakom. (Dalam tulisan yang akan datang akan disajikan kutipan-kutipan ucapan Bung Karno tentang PKI, Marxisme, Nasakom dll).
Jadi, sekarang makin jelas bagi banyak orang bahwa Bung Karno, sebagai pemimpin besar bangsa, sebagai Presiden, dan sebagai pejuang revolusioner anti-imperialis sejak muda, mempunyai pandangan yang positif terhadap PKI, Marxisme, Nasakom dan sosialisme, walauĂ»n sudah terjadi G30S. Dan makin jelas juga bagi banyak orang bahwa justru karena pandangannya yang demikian itulah maka Bung Karno dimusuhi oleh Suharto dkk beserta golongan-golongan yang anti-PKI. Itulah sebabnya mengapa selama 32 tahun Orde Baru telah dijalankan « de-Sukarnoisasi » setelah Bung Karno digulingkan dan bahkan akhirnya dijadikan juga tapol sampai wafatnya

YANG MEMBAHAYAKAN ADALAH JUSTRU « MEREKA »
Suharto dkk dengan Orde Barunya telah melakukan pengkhianatan terhadap Bung Karno. Pengkhianatan mereka terhadap Bung Karno ini dibarengi dengan berbagai politik tidak berperikemanusiaan terhadap anggota dan simpatisan PKI beserta keluarga mereka. Kebanyakan dari puluhan juta anggota dan simpatisan PKI (beserta keluarga mereka) di seluruh Indonesia tidak pernah terlibat dengan pembunuhan 6 jenderal dan tidak tahu-menahu sama sekali dengan Dewan Revolusi atau G30S-nya Letkol Untung.
Sekarang makin diketahui bahwa PKI sebagai organisasi secara keseluruhan tidak pernah terlibat G30S . Yang jelas-jelas terlibat hanyalah sejumlah kecil tokoh-tokoh PKI di berbagai tempat, antara lain Jakarta, Semarang, Jogya, Solo. Bung Karno pun yang kemudian dijadikan tapol oleh Suharto dkk tidak terlibat dalam G30S. Yang dilakukan Bung Karno adalah berusaha membela Nasakom, sebagai konsepsi politiknya sejak ia masih muda belia, dan sebagai pemersatu bangsa.
Suharto dan konco-konconya, baik di kalangan militer maupun sipil, selama lebih dari 32 tahun (dan sampai sekarang !!!) terus-menerus menyebarkan tuduhan yang mengandung fitnah dan kebohongan bahwa orang-orang PKI adalah pengkhianat, atau membahayakan negara dan bangsa. Sejarah selama 32 tahun Orde Baru (dan sampai sekarang !) sudah membuktikan dengan jelas bahwa yang menjadi pengkhianat kepentingan rakyat dan membahayakan bangsa dan negara adalah justru tokoh-tokoh Orba (yang di dalam Golkar atau golongan-golongan lainnya dalam masyarakat, termasuk kalangan militer).
Mereka inilah yang telah merusak Republik Indonesia dengan melakukan pembusukan di banyak bidang kehidupan bangsa dengan melakukan korupsi secara besar-besaran, penyalahgunaan kekuasaan, pelecehan demokrasi, perusakan moral dan penyelewengan iman, Seperti yang bisa sama-sama saksikan dewasa ini, kerusakan dan pembusukan yang mereka bikin adalah demikian besarnya dan demikian luasnya, sehingga sudah betul-betul membahayakan keselamatan bangsa dan negara.
Singkatnya, dan jelasnya, yang membahayakan negara dan bangsa bukanlah orang-orang bekas anggota dan simpatisan PKI (dan simpatisan Bung Karno), tetapi justru mereka yang memusuhinya., yaitu para pendukung Suharto, para koruptor dan para politisi busuk..

Madiun Ingin Bebas dari Stigma PKI



Madiun
(ist)
INILAH.COM, Madiun - Pemkot dan Pemkab Madiun berharap bisa melepaskan diri dari stigma daerah basis Partai Komunis Indonesia (PKI) yang selama ini melekat. Stigma tersebut ingin diubah dengan berusaha menonjolkan sisi lain yang lebih positif jika dibandingkan dengan sebutan daerah basis PKI.
"Kami ingin mengubah citra yang terlanjur melekat bahwa Madiun dikenal sebagai basis PKI. Padahal stigma ini merugikan masyarakat setempat," ujar Kepala Bagian Humas Kota Madiun AB Sudirman, Rabu (30/9).
Hingga saat ini, kata dia, warga Madiun terlebih para keluarga korban yang masih ada, belum mampu melepaskan trauma psikologis akibat kekejaman PKI.
Ia mengungkapkan, untuk melepaskan stigma ini, pihaknya akan memaksimalkan pembangunan dan memunculkan citra lain. Kota Madiun akan menggenjot potensi yang ada misalnya di bidang industri, pendidikan, maupun lainnya.
"Untuk mengubah stigma ini kami akan memaksimalkan potensi yang ada seperti di bidang industri dan perdagangan yang akan didukung dengan pembangunan pasar tradisional dan modern yang lebih baik," katanya.
Di bidang pendidikan, lanjut dia, akan didukung dengan pembangunan perguruan tinggi, maupun bidang lain yang positif.
Hal yang sama diungkapkan oleh Kepala Bagian Humas Kabupaten Madiun, Mardi'i. Untuk lepas dari stigma tersebut, pihak Pemkab Madiun juga akan mengoptimalkan potensi yang ada. Pemkab Madiun berusaha untuk mengedepankan sisi budaya, pariwisata, dan bidang lainnya.
"Pengembangan di bidang pariwisata, budaya, dan ciri khas lain daerah Kabupaten Madiun diharapkan dapat menghapus stigma basis tersebut. Meski demikian, tidak memungkiri bahwa sejarah tentang PKI memang terjadi di daerah ini," katanya.
Menurut Mardi'i, stigma itu berawal dari pemberontakan PKI yang dipimpin Amir Muso di wilayah eks-Karesidenan Madiun pada tahun 1948. Akibat kejadian tersebut, Madiun hingga saat ini masih terkenal sebagai sebutan daerah basis PKI.
Selain memberikan julukan atau predikat negatif bagi daerah Madiun, peristiwa Pemberontakan PKI di Madiun tahun 1948 juga menyisakan luka dan trauma mendalam bagi para keluarga korban yang ditinggalkan.
Salah satu keluarga korban kekejaman PKI, Mariyun Harjo (80), warga Kelurahan Nglames, Kecamatan Madiun, Kabupaten Madiun, mengaku, suaminya juga menjadi korban peristiwa tersebut. Meski sudah puluhan tahun silam, namun masih segar dalam ingatannya bagaimana suami dan saudaranya tewas dibunuh oleh PKI yang dipelopori oleh Muso.
"Saat itu, suami saya dijemput oleh sekelompok orang dengan alasan akan melakukan suatu rapat mendadak di daerah Kresek, Kecamatan Wungu. Namun, sesampai di sana semua orang yang ada disiksa lalu dibuang," katanya.
Ia menuturkan, saat itu, mayat korban keganasan PKI dibuang di sembarang tempat termasuk dibuang ke Bengawan (sungai) Madiun. Diperkirakan jumlah total keganasan PKI warga Madiun pada tahun 1948 mencapai ribuan orang.
"Saya selalu menangis jika mengingat nasib yang dialami oleh suami dan saudara-saudara yang lain. Saya berharap agar peristiwa tersebut tidak terulang lagi," katanya.
Untuk mengenang para arwah dan jasa para pejuang melawan Pemberontakan PKI Madiun tahun 1948, pemda setempat membangun sebuah monumen yang disebut Monumen Kresek di Desa Kresek, Kecamatan Wungu, Kabupaten Madiun. Di tempat itu, menurut sejarah, dipilih sebagai tempat pembataian orang yang dianggap musuh oleh PKI. [*/sss]






G 30 S/PKI atau CIA ?






Menyambut 43 th peristiwa berdarah pergantian kekuasaan di negeri ini.sejarahnya menulis bahwa PKI adalah dalang dari semua peristiwa tersebut,tapi banyak fakta yang menyatakan bahwa banyak yang terlibat di peristiwa berdarah ini.dimualai dr keterlibatan central intelegence agency (CIA),salah seorang yang sangat diutntungkan yaitu mbah Harto,kemudian Angkatan Darat sendiri dinilai terlibat.

Astaga !!!sebuah sejarah yang tak akan berakhir untuk dibahas.hal yang sangat menarik yaitu kesaksian dari Alm dr.Soebandrio yang saat itu menjabat sebagai menteri luar negeri (kalo ga salah),kesaksian yang menggemparkan itu menyebutkan keterlibatan CIA sangat nyata sekali.latar belakang CIA melakukan kudeta terhadap pemerintahan yang berdaulat saat itu yaitu pemerintahan Soekarno adalah saat itu Indonesia adalah negara yang tidak bisa ditaklukkan oleh Amerika,karena ketegasan dr presiden sukarno dan indonesia waktu itu dekat sekali dengan negara berhaluan komunis yaitu Soviet dan China.itulah yang melatar belakangi CIA untuk menaklukkan indonesia.Publik Indonesia dikejutkan dengan kabar ditariknya dokumen rahasia tentang kiprah pemerintahan AS pada saat terjadinya Gerakan 30 September 1965 (G 30 S). Padahal, baru beberapa hari sebelumnya, dokumen itu dibuka menyusul dilantiknya Megawati Soekarnoputri, putri mantan Presiden Soekarno, menjadi presiden RI ke-5.Dilihat dari skenario yang dilakukan CIA mbah Harto adalah tokoh yang sangat diuntungkan dan PKI adalah tokoh yang sangat dirugikan. adakah konspirasi antara CIA, Mbah Harto dan AD untuk menumbangkan PKI saat itu?

Pada awal 1960-an. Angkatan Darat dan kekuatan antikomunis kini melihat PKI sebagai ancaman nyata. Ancaman bahwa PKI akan berhasil menguasai pemerintah melalui pemilihan umum dan perjuangan parlementer membuat lawan politiknya diam-diam mensyukuri Demokrasi Terpimpin. Ketegangan sosial dan politik meningkat karena perekonomian memburuk. Para ahli psychological warfare dalam maupun luar negeri sementara itu meramaikan suasana politik dengan desas-desus, pengacauan informasi, dan aksi subversi.PKI pada waktu itu menjelma sebagai parpol yang sangat besar dan kuat dikarenakan taktik Propaganda yang sukses dan ideologi politik yang sangat ngetrend saat itu dan ideologi komunis mudah di serap kaum bawah rakyat Indonesia.


setelah peristiwa GESTAPU (gerakan september tiga puluh) yang menewaskan para Jendral dr AD terjadi peristiwa berdarah berkepanjangan yaitu pembantaian besar besaran yang dilakukan aparat pemerintahan dan Ormas2 anti komunis,dalam kejadian ini jutaan orang tak berdosa meninggal.peristiwa inilah yang menyedihkan,orang 2 yang dicap komunis dibunuh ,disiksa,dibuang,padahal mereka banyak yang tidak tau apa2.inilah salah satu legimitasi kekuasaan orde baru,propaganda yg sukses ttg komunis.

apakah komunis waktu itu salah?
ngga jg,mereka adalah yg disudutkan dlm peristiwa itu.
kenapa peristiwa GESTAPU membunuh para jendral?
mungkin pada waktu itu pak Ahmad yani dkk pada waktu itu tidak setuju adanya peristiwa itu,atau dibunuh untuk memuluskan mbah Harto mjd Presiden,krn pada waktu itu Jendral Ahmad Yani adalah orang no 1 di TNI.mungkin apalagi ya?
kronologi supersemar kira 2 seperti apa ya?
banyak ahli sejarah menduga mbah Harto datang dengan kertas kosong kemudian memaksa bung Karno utk menandatangani surat tersebut..sesampainya dirumah dengan seenak pikirannya pak harto mengisi kertas kosong tersebut...
kalau dr kesaksian daro DR soebandiro beliau menggambarkan "mbah harto adalah politikus berkuka dua dan sutradara peristiwa yang sangat handal"....

TANDA-TANDA KIAMAT

Tanda-tanda Kiamat menurut agama Islam merupakan suatu petunjuk atau isyarat yang sudah hampirnya Hari Kiamat. Bermula dengan tanda-tanda kecil dan kemudian disusuli dengan tanda-tanda besar.

Tanda-tanda kiamat kecil >>>>

Antara tanda-tanda kiamat kecil berdasarkan hadis:

* Penaklukan Baitulmuqaddis.
Dari Auf b. Malik r.a., katanya, "Rasulullah s. a. w. telah bersabda:"Aku menghitung enam perkara menjelang hari kiamat."Baginda menyebutkan salah satu di antaranya, iaitu penaklukan Baitulmuqaddis." - Sahih Bukhari

* Zina bermaharajalela.
"Dan tinggallah manusia-manusia yang buruk, yang seenaknya melakukan persetubuhan seperti himar (keldai). Maka pada zaman mereka inilah kiamat akan datang." - Sahih Muslim

* Bermaharajalela alat muzik.
"Pada akhir zaman akan terjadi tanah runtuh, rusuhan dan perubahan muka."Ada yang bertanya kepada Rasulullah; "Wahai Rasulullah bila hal ini terjadi?" Baginda menjawab; "Apabila telah bermaharajalela bunyi-bunyian (muzik) dan penyanyi-penyanyi wanita" - Ibnu Majah

* Menghias masjid dan membanggakannya.
"Di antara tanda-tanda telah dekatnya kiamat ialah manusia bermegah-megahan dalam mendirikan masjid" - Riwayat Nasai.

* Munculnya kekejian, memutuskan kerabat dan hubungan dengan tetangga tidak baik.
"Tidak akan datang kiamat sehingga banyak perbuatan dan perkataan keji, memutuskan hubungan silaturahim dan sikap yang buruk dalam tetangga." - Riwayat Ahmad dan Hakim

* Ramai orang soleh meninggal dunia.
"Tidak akan datang hari kiamat sehingga Allah mengambil orang-orang yang baik dan ahli agama dimuka bumi, maka tiada yang tinggal padanya kecuali orang-orang yang hina dan buruk yang tidak mengetahui
yang makruf dan tidak mengingkari kemungkaran - Riwayat Ahmad

* Orang hina mendapat kedudukan terhormat.
"Di antara tanda-tanda semakin dekatnya kiamat ialah dunia akan dikuasai oleh Luka' bin Luka'(orang yang bodoh dan hina). Maka orang yang paling baik ketika itu ialah orang yang beriman yang diapit oleh dua
orang mulia" - Riwayat Thabrani

* Mengucapkan salam kepada orang yang dikenalnya sahaja.
"Sesungguhnya di antara tanda-tanda telah dekatnya hari kiamat ialah manusia tidak mahu mengucapkan salam kepada orang lain kecuali yang dikenalnya saja." - Riwayat Ahmad

* Banyak wanita yang berpakaian tetapi hakikatnya telanjang.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a. "Di antara tanda-tanda telah dekatnya hari kiamat ialah akan muncul pakaian-pakaian wanita dan apabila mereka memakainya keadaannya seperti telanjang."

* Bulan sabit kelihatan besar.
"Di antara tanda-tanda telah dekatnya hari kiamat ialah menggelembung (membesarnya) bulan sabit." - Riwayat Thabrani

* Banyak dusta dan tidak tepat dalam menyampaikan berita.
"Pada akhir zaman akan muncul pembohong-pembohong besar yang datang kepadamu dengan membawa berita-berita yang belum pernah kamu dengar dan belum pernah didengar oleh bapa-bapa kamu sebelumnya, kerana itu jauhkanlah dirimu dari mereka agar mereka tidak
menyesatkanmu dan memfitnahmu" - Sahih Muslim

* Banyak saksi palsu dan menyimpan kesaksian yang benar.
"Sesungguhnya sebelum datangnya hari kiamat akan banyak kesaksian palsu dan disembunyikan kesaksian yang benar" - Riwayat Ahmad

* Negara Arab menjadi padang rumput dan sungai.
"Tidak akan datang hari kiamat sehingga negeri Arab kembali menjadi padang rumput dan sungai-sungai." - Sahih Muslim.



Tanda-Tanda Kiamat Besar >>>>

Sedangkan tanda-tanda kiamat besar yaitu kejadian sangat besar dimana kiamat sudah sangat dekat dan mayoritasnya belum muncul, seperti munculnya Imam Mahdi, Nabi Isa, Dajjal, Ya’juj dan Ma’juj.

Ayat-ayat dan hadits yang menyebutkan tanda-tanda kiamat besar di antaranya:

Hingga apabila dia telah sampai di antara dua buah gunung, dia mendapati di hadapan kedua bukit itu suatu kaum yang hampir tidak mengerti pembicaraan. Mereka berkata, “Hai Dzulqarnain, sesungguhnya Ya’juj dan Ma’juj itu orang-orang yang membuat kerusakan di muka bumi, maka dapatkah kami memberikan sesuatu pembayaran kepadamu, supaya kamu membuat dinding antara kami dan mereka?” Dzulqarnain berkata, “Apa yang telah dikuasakan oleh Tuhanku kepadaku terhadapnya adalah lebih baik, maka tolonglah aku dengan kekuatan (manusia dan alat-alat), agar aku membuatkan dinding antara kamu dan mereka.” (Al-Kahfi: 82)

“Dan apabila perkataan telah jatuh atas mereka, Kami keluarkan sejenis binatang melata dari bumi yang akan mengatakan kepada mereka, bahwa sesungguhnya manusia dahulu tidak yakin kepada ayat-ayat Kami.” (An-Naml: 82)

Dari Hudzaifah bin Usaid Al-Ghifari ra, berkata: Rasulullah saw. muncul di tengah-tengah kami pada saat kami saling mengingat-ingat. Rasulullah saw. bertanya, “Apa yang sedang kamu ingat-ingat?” Sahabat menjawab, “Kami mengingat hari kiamat.” Rasulullah saw. bersabda,”Kiamat tidak akan terjadi sebelum engkau melihat 10 tandanya.” Kemudian Rasulullah saw. menyebutkan: Dukhan (kabut asap), Dajjaal, binatang (pandai bicara), matahari terbit dari barat, turunnya Isa as. Ya’juj Ma’juj dan tiga gerhana, gerhana di timur, barat dan Jazirah Arab dan terakhir api yang keluar dari Yaman mengantar manusia ke Mahsyar. (HR Muslim)

Dari Abdullah bin Mas’ud ra. berkata, Rasulullah saw. bersabda, ”Hari tidak akan berakhir, dan tahun belum akan pergi sehingga bangsa Arab dipimpin oleh seorang dari keluargaku, namanya sama dengan namaku.” (HR Ahmad)
Perbedaan antara tanda-tanda kiamat kecil dan kiamat besar adalah :
1. Tanda-tanda kiamat kecil secara umum datang lebih dahulu dari tanda-tanda kiamat besar.
2. Tanda-tanda kiamat kecil sebagiannya sudah terjadi, sebagiannya sedang terjadi dan sebagiannya akan terjadi. Sedangkan tanda-tanda kiamat besar belum terjadi.
3. Tanda kiamat kecil bersifat biasa dan tanda kiamat besar bersifat luar biasa.
4. Tanda kiamat kecil berupa peringatan agar manusia sadar dan bertaubat. Sedangkan kiamat besar jika sudah datang, maka tertutup pintu taubat.
5. Tanda-tanda kiamat besar jika muncul satu tanda, maka akan diikuti tanda-tanda yang lainnya. Dan yang pertama muncul adalah terbitnya matahari dari Barat.

SURAT LAMARAN KERJA

DITO IRFANDI
Jl. Nila Hangtuah RT.05 RW.10 Balai Makam
Duri-Riau

June 26,2009


Human Resources Manager
The Chevron Pacivic Indonesia
Complex Sibayak
Duri-Riau


Dear Sir,
I wish to apply for the position that you advertised in The chevron ,May 19, 2009. I am 17 years old , male and still single. I graduated from SMA N 03 ,Duri, 3 Years ago

I have been teaching English in a Private institution for 3 years and at the moment I begin to lose my interest in my job. I believe that being a reporter is something more challenging and gives more chance to meet different people . I have always been told that I have a pleasant Personality.

Being energetic and dynamic, I can get on very well wih other people . operating a computer is not something new for me since I always use one to Produce my Teaching materials.

If you wish to know more about me, you my contact Mr. Dicker Smith who has given me permission to use his name as my personal reference. With this letter, I also enclose all the requirements you asked and I would be available for an interview at any time. I feel confident that you will not be disappointed if you decide to employe me.

Thank you for your attention, and I look forward to hearing from you soon.

Your faithfully,


Dito Irfandi









CURRICULUM VITAE

Name : Dito Irfandi
Date of Birth : Duri, Ceptember 14,1992
Place of Birth : Duri
Sex : male
Address : Jl. Nila Hangtuah Balai Makam
Town, Contry : Duri , Indonesia
Religion : Islam
Hobbies : Reading and sport



EDUCATION

Elementary high school : 1998-2004
Junior high school : 2004-2007
Senior high school : 2007-2010